Penayangan

Hukum Valentine

Minggu, 10 Februari 2013


 


SEJARAH SINGKAT VALENTINE DAY

Valetine Adalah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukar kartu ucapan dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan kartu ucapan pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal.


HUKUM MERAYAKAN VALENTINE DAY

Hukum Valentine Day (Hari Kasih Sayang) dan merayakannya menurut pandangan ulama Islam kontemporer adalah sbb:



FATWA MUI TENTANG VALENTINE DAY

MUI Pusat belum mengeluarkan fatwa tertulis dan resmi tentang hukum perayaan Valentine Day. Namun tokoh-tokoh MUI pusat cenderung mengharamkannya.

Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma'ruf Amin menyatakan bahwa merayakan hari kasih sayang atau Velentine Day hukumnya haram. "Dilihat dari perayaannya karena banyak pesta, mabuk-mabukan, sudah haram, jadi tanpa mengeluarkan fatwa secara khusus, sudah ketahuan (haramnya)," kata Makruf Amin.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengharamkan perayaan ‘Valentine Day’ bagi umat Islam. Perayaan ‘Valentine Day’ dinilai cenderung melanggar ajaran Islam.[2]

“VALENTINE merupakan budaya barat dan bertentangan dengan budaya Muslim,” kata Ketua MUI Pusat, KH Amidhan.

Apalagi, katanya, di masyarakat saat ini berkembang adanya indikasi ‘Valentine Day’ untuk ajang menghalalkan seks bebas dengan modus penjualan cokelat yang diselipi alat kontrasepsi di dalamnya.[3]


FATWA ULAMA WAHABI SEPUTAR VALENTINE DAY

1. Muhammad bin Shalih Al-Uthaimin: haram hukumnya merayakan Valentine Day.[4]
2. Abdullah bin Jibrin mengharamkan perayaan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang.[5]
3. Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman Ar-Rajhi.[6]

Alasan ketiga ulama Wahabi tersebut hampir sama yaitu:

1. Perayaan yang bersifat bid'ah. Tidak ada dasar dalam syariah.
2. Mempromosikan cinta dan kasih sayang di luar tali pernikahan.
3. Bertentangan dengan tradisi salafussalih.
4. Menyerupai dan melakukan perayaan orang Yahudi dan Nasrani adalah haram hukumnya.

=====================
CATATAN DAN RUJUKAN

[1] islamweb.net fatwa 6735
[2] Seperti dikutip Kompas 13 Februari 2008.
[3] Seperti dikutip Monitor Indonesia 14 Februari 2012.

[4] saaid.net/mktarat/7oob/14.htm

الإحتفال بعيد الحب لا يجوز لوجوه :
الأول: أنه عيد بدعي لا أساس له في الشريعة .
الثاني : أنه يدعو إلى العشق والغرام .
الثالث: أنه يدعو إلى إشتغال القلب بمثل هذه الأمور التافهة المخالفة لهدي السلف الصالح رضي الله عنهم .
فلا يحل أن يحدث في هذا اليوم شيء من شعائر العيد سواءً كان في المآكل ، أو المشارب ، أو الملابس ، أو التهادي ، أو غير ذلك .
وعلى المسلم أن يكون عزيزاً بدينه وأن لا يكون إمعةً يتبع كل ناعق ، أسأل الله تعالى أن يعيذ المسلمين من كل الفتن ما ظهر منها وما بطن ، وأن يتولانا بتوليه وتوفيقه
[5] saaid.net/mktarat/7oob/16.htm

وعلى هذا لا يجوز بيع هذه الهدايا والورود إذا عرف أن المشتري يحتفل بتلك الأعياد أو يهديها أو يُعظم بها تلك الأيام حتى لا يكون البائع مشاركًا لمن يعمل بهذه البدعة والله أعلم .
[6] http://ar.islamway.com/fatwa/14482

لا يجوز للمسلم أن يهنئ اليهود ولا النصارى ولا أن يشاركهم، وسبق أن تهنئتهم بأعيادهم كما قال شيخ الإسلام مثل تهنئتهم بالسجود للصنم، وتهنئتهم بشرب الخمر. هذا خطير، لا يجب للإنسان أن يشارك اليهود ولا يهنئهم، ولا ببطاقات، ولا شيء

Artinya: Perayaan Hari Valentine (Valentine Day) tidak boleh (haram) karena beberapa alasan:
Pertama, Ia adalah hari raya yang tidak ada dasarnya dalam syariah Islam.
Kedua, mendorong pada perbuatan ishq dan gharam.
Ketiga, mendorong menyibukkan hati untuk melakukan perbuatan rendah yang bertentangan dengan tradisi salaf.
Maka tidak halal pada hari ini mengadakan sesuatu yang menjadi tanda perayaan baik berupa makanan, minuman, pakaian, saling memberi hadiah, dll. ..

Sumber:  http://www.alkhoirot.net/2012/02/hukum-merayakan-hari-valentine.html

0 komentar:

Posting Komentar